Piece
Lee
Jieun – Go Jihae
Do
Kyungsoo – Lee Kyungsoo
Kyungsoo
bangun dengan malas pagi itu, dia berjalan menuju kalender dan melihatnya, seperti
kebiasaan yang dia lakukan setiap hari
“16 mei?” ulang
tahun Jihae gumamnya sambil tersenyum getir. Dia tidak akan pernah
melupakan tanggal itu. hari yang menurutnya paling berharga. Ulang tahun Jihae
yang kesembilan belas, adalah hari pertama kali Kyungsoo mencium Jihae.
Kyungsoo
langsung mengelak dan mencoba melupakan hal itu. Akhirnya dia pergi ke dapur
untuk meminum segelas air putih agar tenggorokannya tidak begitu kering. Dia
jadi mengingat lagi saat Jihae masih ada bersamanya. Di pagi seperti ini
biasanya Jihae memasak untuknya dan memanaskan susu untuk mereka berdua.
,,,,,
Kyungsoo
mengerjap-ngerjapkan matanya agar dia dapat melihat lebih jelas. Dia menoleh ke
sebelah tempatnya tidur dan melihatnya kosong. “kemana Jihae?” gumamnya lirih.
Dia berjalan melewati lantai kamarnya yang dilapisi karpet. Bau sedap dari sup
makanan laut kesukaan Kyungsoo. Dia mengikuti arah bau itu dan melihat Jihae
sedang memotong beberapa sayuran. Dia menyelinap perlahan mendekati Jihae dan
memeluknya dari belakang.
“mmm,,,
sedang masak apa nih?” kata Kyungsoo berbisik di telinga Jihae.
“hei
Bodoh! Jika kau memelukku seperti itu, sarapannya tidak akan cepat jadi lho”
Kyungsoo
tidak mempedulikan perkataan Jihae dan tetap memeluknya. “biarkan aku jadi
bodoh dan memelukmu seperti ini”sergahnya.
Jihae
tertawa dan meletakkan pisaunya. “memangnya tidak cukup semalaman kau memelukku?”
kata Jihae sambil membalikkan badan dan sekarang wajahnya berhadapan dengan
Kyungsoo. Kyungsoo menggeleng. “hmm,, kalau begitu, peluk aku nanti saja,aku
akan membuatkanmu sarapan dulu” kata Jihae sambil mengecup bibir Kyungsoo.
“buatkan
aku yang enak, nanti aku akan lebih mencintaimu” kata Kyungsoo, tapi masih
dengan memeluk Jihae. Jihae berkedip padanya dan mulai memasak lagi.
,,,,,
Setelah
meminum dua gelas air putih. Kyungsoo berjalan untuk melihat tanaman yang dulu
dipeliharanya bersama Jihae. Dia menyiram tanaman itu dengan segelas air putih
dan membiarkannya terkena sinar matahari agar tetap hidup. Kau lihatkan Jihae, aku masih merawat Hana nih! pikir Kyungsoo
sambil melihat ke langit.
,,,,,
“kau
suka tanaman?” cibir Kyungsoo pada Jihae. Jihae sih tidak peduli dia tetap
melihat-lihat tanaman yang terlihat sangat ranum dan enak dilihat. “kau mau aku
memelihara satu tanaman untuk kita berdua?” kata Jihae sambil mengambil satu
tanaman mungil. Kyungsoo mengangguk dan tersenyum ke arah Jihae.
Jihae
mengambil tanaman itu dan membelinya.
Saat
mereka sampai di apartemen Kyungsoo. Jihae pelan-pelan memindahkannya ke dalam
pot dan menyiramnya di kamar mandi. “hmmm,,, haruskah kunamai Hana?” kata Jihae
pada Kyungsoo. Kyungsoo mengambil tanaman itu dan mengamatinya. “kenapa Hana?”
kata Kyungsoo.
“karena
dia adalah tanaman pertama kita” kata Jihae sambil merebut tanaman itu dari
tangan Kyungsoo.
Mereka
menaruh tanaman itu di dekat jendela, agar ada cahaya cukup yang masuk. Mereka
berdua melihatnya dengan sangat senang. Jihae menyandarkan tubuhnya di dada
Kyungsoo. “kau lihatkan! Dia sangat cantik” kata Jihae. Kyungsoo memeluk Jihae dan berbisik
di telinga Jihae “tapi tidak lebih cantik darimu” Jihae berbalik dan
melingkarkan tangannya di leher Kyungsoo. “kenapa laki-laki selalu mencari
kesempatan untuk menggoda perempuan?” kata Jihae menantang Kyungsoo.
“karena
mereka suka” kata Kyungsoo yang perlahan mendekatkan bibirnya ke bibir Jihae.
,,,,,
Setelah
membasuh dirinya dengan air yang dinginnya seperti es. Kyungsoo memakai jaket
berwarna coklat dan berjalan ke toko roti, tempat di pertama kali bertemu
dengan Jihae. Dia melihat roti vanilla dengan coklat chips, kesukaan Jihae. Dia
mengatakan pada penjaga untuk membungkuskannya dalam kotak. Dia menegeluarkan
beberapa uang kertas. Dan membawa roti itu pergi dari toko itu
Dia
berdiri terpaku di halte bus, menunggu bus yang masih datang tiga puluh menit
lagi. Dia melihat ke tas plastik yang dibawanya dengan tangan kiri. Dia
mengingat lagi, bagaimana Jihae selalu mengutamakan menggunakan tangan kanan,
jadi dia mengubah cara memegang tangannya dengan tangan kanan. Kyungsoo yang
awalnya lebih sering makan menggunakan tangan kiri, langsung berubah menjadi
tangan kanan, seiring dia hidup bersama Jihae.
Kyungsoo
mendesah dan mengeluarkan asap yang berasal dari nafasnya sendiri.
Beberapa
menit setelah dia menunggu Bus, akhirnya Bus itu datang juga dan dia langsung kembali menuju apartemennya. Saat
sampai di apartemennya. Dia segera membuka kotak rotinya dan memotongnya
menjadi sembilan bagian, seperti yang disukai Jihae. Selamat ulang tahun sayangku kata Kyungsoo dalam hati. Air mata
menetes saat dia menaruh pisau roti di sebelah rotinya. Dia langsung terjatuh
ke kursi dan menghapus air matanya yang kian deras.
Dia
tidak memakan roti itu, dia hanya melihatnya dan membayangkan Jihae ada di
depannya sedang tersenyum padanya dan memakan roti itu. Sambil mendengarkan
rekaman lagu yang diciptakan Jihae untuknya.
Kyungsoo
menaruh roti itu di kulkas. Dan kembali pergi keluar untuk bekerja, dia sadar
betapa terlambatnya dia. Tapi dia terlihat begitu santai saat melihat wajah
Ayahnya yang kecewa dengan sikapnya yang seenaknya semenjak Jihae pergi
meninggalkannya.
,,,,,
12
Januari
Jihae
menunggu Kyungsoo di apartemen Kyungsoo, bersama sepotong roti tart yang
dipotongnya menjadi sembilan bagian. Dia memakai baju yang paling bagus untuk
menyambut orang paling bodoh di dunia itu untuk terakhir kali. Dia tahu bahwa
waktunya tidak banyak lagi, dan kerena itu dia ingin memberikan yang terbaik
untuknya.
Kyungsoo
datang dan terlihat sangat lelah. Dia tersenyum begitu melihat wajah Jihae,
mengenakan gaun putih pendek dan rambut yang di ikat rapi. “Selamat Ulang tahun”
kata Jihae sambil memeluk hangat Kyungsoo. Kyungsoo balas memeluknya dan
berbisik “terimakasih sayangku” di telinga Jihae.
Jihae
menarik Kyungsoo ke meja makan yang ada di dapur dan menyanyikan lagu untuk
Kyungsoo, dengan lantunan gitar. Kyungsoo merekamnya dan menikmati suara indah
Jihae yang terdengar seperti nyanyian malaikat untuknya.
Setelah
merayakan ulang tahun Kyungsoo. Mereka tidur dan terlihat sangat damai, tapi
Jihae segera merasakan betapa sakit yang dideritanya sejak lama sudah mulai
melawannya. Dia terbangun dan menahan sakit yang bersarang di dadanya. Dia
melihat wajah Kyungsoo yang terlihat sangat damai disampingnya, dia menyentuh
wajah Kyungsoo dan mencium bibirnya. “maafkan aku” bisik Jihae. Sambil menangis
di dada Kyungsoo, suara tangisnya teredam oleh baju Kyungsoo, sehingga Kyungsoo
tidak terbangun.
Paginya
Kyungsoo sangat terkejut, karena melihat mulut Jihae dilumuri darah. Jihae
terbangun dan tersenyum lemah ke arah Kyungsoo “selamat pagi” sapanya dengan
wajah pucat. “Jihae, aku akan mengantarmu ke rumah sakit ”
“aku
tidak apa-apa” kata Jihae sambil menyeka mulutnya yang dipenuhi darah.
“jangan
bohong padaku Jihae, aku tidak sebodoh itu”
Kyungsoo
menggendong Jihae ke mobilnya dan segera menuju ke rumah sakit.
“keluarga
Go Jihae” panggil Suster dari ruangan.”aku suaminya” sahut Kyungsoo berbohong.
Kyungsoo segera berlari memasuki ruangan dan melihat Jihae dengan kondisi yang
sangat menyedihkan. Baru tadi malam Jihae bernyanyi untuknya dan terlihat akan
sehat untuk waktu yang lama. “kau tidak akan meninggalkanku bukan?” kata
Kyungsoo sambil membelai rambut Jihae. Jihae menggeleng sambil tersenyum lemah.
Kyungsoo menitikkan air matanya dan menangis di samping Jihae.
“kau
harus berjanji padaku, kau harus selalu ada disampingku!” kata Kyungsoo sambil
terisak.
“aku
berjanji,” kata Jihae dengan sekuat tenaga.
Beberapa
saat setelah itu keluarga Jihae datang dan terlihat sangat panik. Kyungsoo
menjauh dari kerumunan itu dan menyembunyikan tangisannya didalam hati. Dia
melihat Jihae dari jauh, sedang tersenyum sekuat mungkin untuk keluarganya.
Kyungsoo yang tidak bisa menahan tangisnya berlari ke kamar mandi.
Lalu
beberapa saat setelah itu dia mendengar Ibu Jihae berteriak. Kyungsoo segera
berlari dan melihat wajah Jihae yang terlihat sangat damai dengan seulas senyum
di wajahnya yang sudah tidak bernyawa lagi.
“jjj,jjiihae”
kata Kyungsoo dengan terbata-bata. Dia tidak percaya jika harus kehilangan
Jihae-nya yang sangat berharga dalam waktu sekejap.
,,,,,
Sepulangnya
dari dimarahi habis-habisan oleh Ayahnya, Kyungsoo meregangkan otot di sofa dan
menyalakan TV. Dia melirik ke arah fotonya dan Jihae yang ada di samping TV.
Dia tersenyum melihatnya dan langsung mematikan TV-nya dan mengambil foto itu
sambil mengelus-elus gambar Jihae yang cerah.
Dia
berjalan ke dapur dan mengambil segelas air putih dan meminumnya sambil duduk
di kursi. Dia melihat selembar kertas dengan tulisan di atas meja, saat dia
membacanya dia mencium bau coklat, bau lotion Jihae yang sangat khas.
Kyungsoo
berjalan ke arah Hana tanaman mungil kesayangan Jihae dan memeluknya sambil
tersenyum.
Hei Bodoh! Kenapa kau terus terlihat
sedih seperti itu?
Bukankah kau biasanya tersenyum,
karena hari ini hari ulangtahunku aku datang untuk melihatmu lagi. Aku senang
Hana terlihat sangat sehat, sepertimu!
Aku ingin kau terlihat bahagia lagi
dan meneruskan hidupmu, sebagaimana seharusnya. Aku akan sangat senang jika
melihat senyummu lagi. terimakasih karena mencintaiku sampai saat ini,
terimakasih Kyungsoo.
Love, Jihae